Senin, 09 September 2019
Ciri Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1. Empiris,
yaitu sosiologi dalam melakukan kajian tentang masyarakat didasarkan pada hasil
observasi, tidak spekulatif, dan hanya menggunakan akal sehat
2. Teoritis,
yaitu sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
Abstraksi adalah kerangka dari unsur-unsur yang didapat di dala observasi,
disusun secara logis, serta memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab
akibat.
3. Kumulatif,
yaitu teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada
sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama.
4. Non-etis,
yaitu yang dilakukan sosiologi bukan mencari baik buruknya suatu fakta, tetapi
menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog
tidak bertugas untuk berkhotbah dan mempergunjing baik buruknya tingkah laku
social suatu masyarakat.
Hakikat
Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan
1. Sosiologi
adalah ilmu social, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa sosiologi mempelajari
atau berhubungan dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
2. Dilihat
dari segi penerapannya, sosiologi dapat digolongkan ke dalam ilmu pengetahuan
murni dan dapat pula menjadi ilmu terapan.
3. Sosiologi
adalah ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan pengetahuan yang konkret. Artinya,
yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat
secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
4. Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum manusia
dan masyarakatnya. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip dan hokum-hukum
umum dari interaksi manusia serta sifat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat.
5. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang umum, bukan khusus artinya mempelajari
gejala-gejala umum yang ada pada interaksi manusia.
Metode-metode
Sosiologi
1. Metode
Kualitatif mngutamakan cara kerjanya dengan mendeskripsikan hasil penelitian
berdasarkan penilaian-penilaian terhadap data yang diperoleh. Metode ini
dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat diukur dengan angka. Metode yang
termauk dalam metode kualitatif adalah :
a. Metode
historis, yaitu metode pengamatan yang menganalisis peristiwa-peristiwa masa
silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.
b. Metode
komparatif, yaitu petode pengamatan dengan membandingkan antara bermacam-macam
masyarakat serta bidang-bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan
sebagai petunjuk tentang perilaku suatu masyarakat. Misalnya perbandingan
pertanian Indonesia pada masa lalu dan masa kini.
c. Metode
studi kasusu, yaitu suatu metode pengamatan tentang suatu keadaan, kelompok,
masyarakat setempat, lembaga-lembaga maupun individu-individu. Alat-alat yang
dipergunakan dalam studi kasus adalah :
·
Wawancara (interview)
·
Daftar pertanyaan (questioner)
· Participant observer technique (pengamatan ikut serta
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diamati).
2. Metode
Kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala gejala
yang diukur dengan skala, indeks, table atau uji statistic. Sementara itu,
langkah-langkah utama dalam sebuah penelitian sosiologi adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi
masalah
b. Merumuskan
masalah dan menentukan ruang lingkup penelitian
c. Merumuskan
hipotesa yang relevan dengan masalah yang diajukan
d. Memilih
metode pengumpulan data
e. Mengumpulkan
data
f. Menafsirkan
data
g. Menarik
kesimpulan
Masyarakat Sebagai Sistem Sosial
a. Pengertian
Masyarakat
Istilah masyarakat berasal dari Bahasa Arab, yaitu syaraka yang artinya ikut serta atau
berpartisipasi. Sedangkan dalam Bahasa Inggris masyarakat adalah society yang pengertiannya mencakup
interaksi social, perubahan social dan rasa kebersamaan. Dalam literature lainnya,
masyarakat disebut pula system social.
Untuk pemahaman lebih luas tentang pengertian masyarakat, kita akan melihat
pendapat beberapa ahli sosiologi.
Emile Durkheim
Menurut sosiolog ini,
masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya.
Karl Marx
Masyarakat adalah suatu
struktur yang mengalami ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara
ekonomis.
M.J. Herskovits
Masyarakat adalah
kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin
Masyarakat adalah
kelompok yang tersebar dengan perasaan persatuan yang sama.
Max Weber
Masyarakat adalah suatu
struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai
yang dominan pada warganya.
Selo Soemardjan
Masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Paul B. Horton
Masyarakat adalah
sekumpulan manusia yang relative mandiri, yang hidup bersama-sama dalam jangka
waktu yang cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki
kebudayaan yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelomok itu. Pada
bagian lain, Horton mengemukakan bahwa masyarakat adalah suatu organisasi
manusia yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Soerjono Soekanto
Masyarakat pada umunya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Manusia yang hidup bersama, sekurang-kurangnya terdiri
atas dua orang.
2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yang cukup
lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia baru. Sebagai akibat
dari hidup bersama itu, timbul system komunikasi dan peraturan yang mengatur
hubungan antar manusia
3. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan.
4. Merupakan suatu system hidup bersama. System kehidupan
bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan
yang lainnya.
Marion Levy
Empat kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok
dapat disebut masyarakat, yaitu:
1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seorang
anggotanya
2. Perekrutan seluruh atau sebagian anggotanya melalui
reproduksi atau kelahiran
3. Adanya system tindakan utama yang bersifat swasembada.
4. Kesetiaan pada suatu system tindakan utama secara
bersama-sama
Talcott Persons menambahkan lagi syarat yang kelima dari kriteria
yang telah dikemukakan oleh Marion Levy
diatas, yaitu melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya.
b. Terbentuknya
Masyarakat
Kelompok social atau masyarakat terbentuk karena
manusia-manusia menggunakan pikiran, perasaan, dan keinginannya dalam
memberikan reaksi terhadap lingkungannya. Hal ini terjadi karena manusia itu
mempunyai dua keinginan pokok, yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan laingkungan alamnya.
Manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan
dengan sesamanya. Hubungan yang berkesinambungan ini menghasilkan pola pergaulan
yang disebut pola interaksi social. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan
menganai kebaikan dan keburukan. Pandangan tersebut merupakan nilai-nilai
manusia yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola perilakunya.
Untuk terbentuknya suatu masyarakat, paling sedikit
harus terpenuhi tiga unsur berikut.
1. Terdapat sekumpulan orang
2. Berdiam atau bermukim disuatu wilayah dalam waktu yang
relative lama
3. Akibat dari hidup bersama dalam jangka waktu yang lama
itu menghasilkan kebudayaan berupa system nilai, system ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan kebendaan.
Kamis, 29 Agustus 2019
Cristopolus Colombus
Columbus yang disponsori Ratu Isabella dari Spanyol berniat
pergi berlayar untuk menemukan jalan baru menuju India. Namun, dalam
perjalanannya, Columbus salah mendarat bukan di India tetapi di sebuah daerah
baru yang membuat namanya mengisi lembar sejarah. Columbus lahir di Genoa,
Italia pada 1451 dan tak banyak diketahui soal masa-masa awal kehidupan sang
penjelajah ini. Namun, diyakini di masa mudanya Columbus bekerja sebagai pelaut
sebelum kemudian menjadi pengusaha pelayaran. Dia lalu terobsesi dengan
kemungkinan menjadi pionir pembuka jalan laut dari dunia Barat menuju China,
India, dan negeri dongeng penuh rempah serta emas di Asia.
Saat itu bangsa Eropa belum mengenal jalur laut yang langsung
menuju ke Asia. Sementara jalur laut lewat Mesir dan Laut Merah ditutup
Kekhalifahan Ottoman, demikian juga jalan darat. Baca: Hari Ini dalam Sejarah:
Lawrence of Arabia Meninggal Dunia Satu hal yang mungkin bertentangan dengan
legenda populer bahwa kelompok-kelompok terpelajar Eropa saat itu sudah yakin
bahwa Bumi itu berbentuk bulat. Sementara itu, Columbus dan banyak orang
lainnya, menyepelekan ukuran Bumi. Dalam perhitungan mereka, Asia Timur
terletak di lokasi Amerika Utara berada. Saat itu, banyak bangsa Eropa yang
belum mengetahui keberadaan Samudera Pasifik dan benua Amerika. Dalam benak
Columbus, hanya Samudera Atlantik adalah satu-satunya penghalang antara Eropa
dan Asia yang kaya. Itulah sebabnya Columbus kemudian menghadap Raja John II
dari Portugal untuk membujuknya agar bersedia membiayai perjalannya ke Asia.
Raja Portugal itu menolak dan Columbus berpaling ke Spanyol
dengan tujuan yang sama. Namun, dia dua kali ditolak Raja Ferdinand dan Ratu
Isabella yang saat itu sedang sibuk berperang melawan bangsa Moor yang
menduduki Granada. Namun, ketika Spanyol sukses mengusir bangsa Moor dari
Granada pada Januari 1492, Raja Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai
perjalanan Columbus. Begitulah, pada 3 Agustus 1492, Columbus bertolak dari
kota Palos dengan bermodalkan tiga kapal kecil yaitu Santa Maria, Pinta, dan
Nina. Pada 12 Oktober 1492, armada Columbus melihat daratan, kemungkinan adalah
Pulau Watling di Bahama. Columbus dan rombongannya mendarat di pulau itu pada
hari yang sama dan mengklaim daratan tersebut menjadi milik Spanyol. Masih di
bulan yang sama,
Columbus melihat Kuba yang disangkanya adalah daratan China.
Pada Desember, ekspedisi Columbus mendarat di Pulau Hispaniola, yang kini
menjadi Haiti dan Republik Dominika. Saat itu, Columbus menduga dia sudah tiba
di kepulauan Jepang. Di "Jepang" ini Columbus mendirikan permukiman
dengan 39 anak buahnya sebagai penduduk pertama. Columbus kemudian kembali ke
Spanyol membawa emas, rempah, dan orang-orang "Indian" yang
ditangkapnya sepanjang perjalanan. Kepulangannya dengan membawa banyak bukti
itu membuat Columbus diganjar penghargaan tertinggi dari Kerajaan Spanyol. Dia
bahkan diberi pangkat "Laksamana Samudera" dan mendapatkan kesempatan
ekspedisi keduanya. Kali ini dengan 17 kapal yang lebih besar dan mengangkut
1.500 orang, Columbus bertolak dari pelabuhan Cadiz pada September 1493 untuk
memulai ekspedisi Dunia Baru-nya yang kedua.
Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan permukiman
yang didirikannya hancur dan seluruh penduduknya tewas dibunuh warga asli pulau
itu. Meski demikian Columbus mendirikan permukiman kedua di Hispaniola.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah: Bapak Sosialisme Karl Marx Lahir Dia kemudian
melanjutkan perjalanannya dan tiba di daratan yg kini dikenal sebagai Puerto
Riko, Jamaika, dan beberapa pulau kecil di Karibia. Pada Juni 1496, Columbus
kembali ke Spanyol tetapi disambut kurang hangat karena keuntungan yang
dibawanya lebih kecil ketimbang biaya yang dikeluarkan. Meski demikian, Raja
Ferdinand dan Ratu Isabella yang masih ingin meraup kekayaan Asia kembali
setuju membiayai ekspedisi ketiga Columbus meski jumlahnya lebih kecil. Dengan
perintah harus menemukan jalan ke India, pada Mei 1498 Columbus kembali
meninggalkan Spanyol kali ini membawa enam kapal. Tiga kapal berisi calon
penghuni tanah baru dan tiga kapal lainnya berisi perbekalan untuk penduduk
koloni Hispaniola. Kali ini Columbus mendarat di Trinidad, lalu masuk ke Teluk
Paria di Venezuela, dan mengibarkan bendera Spanyol di Amerika Selatan. Saat
mengamati Sungai Orinoco, saat ini berada di Venezuela, Columbus mulai berpikir
bahwa dia sebenarnya telah menemukan benua baru.
Columbus, yang sangat religius itu, setelah berpikir keras
dia meyakini tanah yang dipijaknya saat itu adalah wilayah terluar Taman
Firdaus. Saat kembali ke Hispaniola, Columbus menemukan bahwa kondisi koloni
itu sangat buruk di bawah pengelolaan dua saudaranya Diego dan Bartolomeus.
Upayanya memulihkan ketertiban diwarnai kekerasan yang ditentang baik para
penduduk koloni maupun ketua suku Taino. Pada 1500, kabar itu sampai di telinga
Raja dan Ratu Spanyol yang kemudian mengirim hakim agung Francisco de Bobadilla
untuk menyelediki masalah tersebut. Setelah melakukan investigasi, hakim
Bobadilla mengirim pulang Columbus dan saudaranya dalam kondisi dirantai.
Namun, tak lama setibanya di Spanyol, Columbus dibebaskan dan bahkan Raja
Ferdinand dan Ratu Isabella bersedia membiayai ekspedisi keempat Columbus. Kali
ini Columbus menjanjikan surga dunia dan dunia emas yang pernah ditemukannya.
Columbus juga berjanji tetap mencari jalan menuju India. Pada Mei 1502,
Columbus berangkat dari Cadiz untuk menjalani ekspedisi terakhirnya mencari
"Dunia Baru". Columbus kembali mampir di Hispaniola meski hal itu tak
disetujui Kerajaan Spanyol. Dia kemudian menyusuri pesisir Amerika Tengah
mencari jalan menuju India sekaligus mencari emas. Baca: Hari Ini dalam Sejarah:
Titanic Tenggelam dalam Pelayaran Perdana Upaya itu berakhir dengan kegagalan
dan saat hendak kembali ke Hispaniola kapal-kapal Columbus dalam kondisi yang
sangat buruk sehingga terpaksa mendarat di Jamaika. Columbus dan anak buahnya
terdampar di Jamaika tetapi dua kaptennya berhasil mengayuh perahu sejauh 720
kilometer menuju ke Hispaniola. Meski demikian, Columbus harus menunggu hingga
satu tahun lamanya sebelum kapal penjemput tiba. Pada November 1504, Columbus
kembali ke Spanyol. Tiga pekan kemudian salah seorang sponsor utamanya Ratu
Isabella meninggal dunia. Meski mendapatkan cukup kekayaan dari hasil emas
Hispaniola selama beberapa tahun terakhir hidupnya, Columbus terus menerus gagal
menghadap Raja Ferdinand.
Pada 20 Mei 1506, Columbus wafat di Valladolid, Spanyol.
Awalnya, jenazah Columbus dimakamkan di kota itu. Namun, atas permintaan
putranya Diego Colon yang juga adalah gubernur Hispaniola, jenazah Columbus
dipindhkan ke biara La Cartuja, Sevilla. Pada 1542, jasad Columbus kemudian
dipindahkan ke koloni Santo Domingo, kini Republik Dominika. Saat Perancis
merebut Hispaniola pada 1795, sisa-sisa kerangka Columbus dipindahkan ke
Havana, Kuba. Setelah Kuba menjadi negara merdeka pada 1989, kerangka Colombus
dipindahkan lagi ke Spanyol dan disemayamkan di Katedral Sevilla. Begitulah,
Columbus sang penjelajah, terus bertualang hingga jenazah dan tulang
belulangnya pun tak berenti bertualang.
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA EROPA HINGGA AWAL ABAD XX
A. Berbagai Kebijakan Pemerintahan Kolonial yang Memicu Perlawanan Lokal
1. Kebijakan Portugis
a. Monopoli Perdagangan rempah-rempah
u Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar
di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada
pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis“
u Faktor
internal berkontribusi terhadap gagalnya praktik monopoli portugis di malaka:
v
Kekurangan dana
v
Keterbatasan personel atau prajurit
v
Perilaku koruptif pejabat-pejabat portugis (turut
berdagang untuk kepentingan pribadinya )
u Faktor
eksternal berkontribusi terhadap gagalnya praktik monopoli portugis di malaka:
Perlawanan yang dilakukan oleh Kesultanan Johor dan
Kesultanan Aceh
Gambar 1.1
Bangsa Portugis saat di Indonesia
Portugis
melakukan ekspedisi penyelidikan sumber rempah-rempah ke wilayah Hindia Timur,
yaitu kepulauan Maluku, dibawah pimpinan Francisco Serrao. Pada tahun yang
sama, bangsa portugis juga berupaya menjalin persekutuan dengan Kerajaan Sunda
Pajajaran. Persekutuan ini awalnya atas inisiatif Kerajaan Pajajaran. Tujuan
utamanya adalah mendapatkan perlindungan portugis terhadap ancaman ekspansi
Kesultanan Demak ke Pajajaran. Sebagai imbalannya, Kerajaan Pajajaran memberi
kebebasan kepada bangsa portugis untuk menerapkan monopoli perdagangan lada di
wilayah kekuasaannya, terutama di Pelabuhan Sunda Kelapa.
b. Penyebaran
agama Katolik
Isu Kontroversial hingga sekarang adalah
penyebaran agama Katolik oleh Misionaris Portugis di tengah komunitas Islam
yang telah mengakar seperti Maluku. Salah satu hipotesis menyatakan jika agama
menjadi salah satu pemicu, tentu sejak awal Ternate tidak akan menjalani
persekutuan dengan bangsa Potugis. Sebab, bagaimanapun bangsa Portugis memang
membawa misi penyebaran agama.
Sementara itu hipotesis lain menyatakan Ternate
baru menyadari adanya misi eagamaan Portugis dikemudian hari, kerena agama
Islam telah mengakar di kedua kesultanan itu, mungkin saja penyebaran agama
katolik menjadi faktor lain yang melatar belakangi perlawanan
2. Kebijakan VOC dan Pemerintahan Kolonial Belnda
a. Monopoli Perdagangan Rempah-rempah
Dengan
monopoli harga dan jumlah komoditas dagang, seperti rempah-rempah, ditentukan
VOC (Belanda). VOC menerapkan kebijakan ekstirpasi (membakar/memusnahkan
rempah2 yg harga jualnya rendah/sudah terlalu banyak) dan pelayaran
hongi (suatu sistem
keamanan yang digunakan Belanda untuk mengawasi, menjaga, dan mencegah
terjadinya pelanggaran atas perdagangan rempah2 di Indonesia).
Dampak kebijakan ekstirpasi dan pelayaran hongi
:
u Runtuhnya
wibawa dan martabat raja-raja pribumi karena wilayahnya dikuasai
u Raja-raja
diasingkan akibat menolak kebijakan VOC
u Kerajaan
dipecah belah
b. Campur Tangan Terhadap Masalah Internal Kerajaan
Campur
tangan (intervensi) terhadap masalah internal kerajaan merupakan bagian dari
upaya melancarkan monopoli perdagangan. Campur tangan umumnya terjadi ketika
terjadi perebutan takhta di dalam istana.
Dalam
hal tersebut VOC akan berupaya memperuncing persoalan atau melakukan politik
pecah belah dengan memihak salah satu kubu yang bersedia bekerjasama dengan
VOC, yaitu :
u mengakui
kebijakan monopoli VOC
u mengizinkan
VOC menguasai sebagain wilayah kerajaan
u menyerahkan
kedaulatan kepada VOC sebagaimana pernah terjadi di Surakarta pada tahun 1749
u Mendapat
dukungan militer dan finansial VOC besar
u Pengangkatan
pejabat-pejabat keratin
u Penentuan
kebijakan ekonomi-politik kerajaan
u Perebutan
takhta kekuasaan
c. Ekspansi wilayah demi melancarkan kebijakan pintu
terbuka
Ekspansi
adalah peningkatan aktivitas ekonomi dan pertumbuhan dunia
usaha.
Politik Pintu Terbuka ialah pemberlakukan politik kolonial
liberal di negara Indonesia. Dalam kebijakan politik pintu terbuka ini,
pemerintahan Belanda berpendapat bahwa pemerintah hanya berperan sebagai
pengawas dalam bidang ekonomi, sedangkan pihak swasta berperan dalam kegiatan
ekonomi di negara Indonesia.
Sejak
kebijakan pintu terbuka diberlakukan pada tahun 1870, Belanda gencar melakukan
ekspansi ke wilayah-wilayah kerajaan yang sebelumnya merdeka. Wilayah yang
ingin dikuasai Belanda yaitu Tapanuli yang menjadi wilayah kerajaan batak dan
Kalimantan bagian selatan yang menjadi wilayah kekuasaan kesultanan Banjar.
Termasuk dalam wilayah tapanuli adalah simalungun, tanah karo, angkola,
sipirok, dan mandailing. Tujuannya untuk dijadikan lahan bagi
perkebunan-perkebunan besar swasta asing serta memudahkan eksploitasi bahan
galian mineral.
Gambar 1.2
Perang Aceh
Semakin
digencarkan belanda sejak tahun 1870 karena atas penguasaan atas
wilayah-wilayah. Ekspansi ini mendapat perlawanan sengit dari kerajaan batak
dan kesultanan aceh. Bagi kedua kerajaan ini perang dengan Belanda tidak hanya
mempertaruhkan kepentingan ekonomi-politik semata, tetapi juga martabat dan
harga diri kerajaan
d. Arogansi Benda Terhadap Kerajaan Pribumi
Perang
terhadap Belanda juga dilancarkan karena arogansi serta kesewenang-wenangan
Belanda terhadap bangsawan dan raja-raja pribumi. Belanda kerap memperlakukan
para bangsawan dan raja pribumi sebagai bawahan. Adat istiadat, kebiasaan,
aturan, serta hak istimewa mereka tidak dihormati oleh Belanda. Contohnya : perang Diponogoro pada tahun 1825
– 1930 dan perlawanan kerajaan-kerajaan di Bali pada tahun 1846 - 1849
Gambar 1.3
Perang DIponogoro
Gambar 1.4
Perlawanan Kerajaan-kerajaan di Bali
e. Praktik Diskriminasi Terhadap Penduduk Pribumi
Pada
Masa Kolonial penduduk Indonesia digolong-golongkan atas dasar ras, dar yang
paling tinggi status sosialnya (orang Eropa) sampai yang paling rendah
(penduduk pribumi)
u Golongan
Eropa
u Golongan
Indo (keturunan campuran pribumi dan Eropa)
u Golongan
keturunan Timur Asing (Tiongkok, India, dan Arab)
u Golongan
Pribumi (Indonesia) atau inlander : Golonga Bangsawan/Ningrat dan Golongan
Rakyat Biasa
Gambar 1.5
Pendidikan Pada Masa Kolonialisme
f. Penderitaan Rakyat Akibat Sistem Tanam Paksa,
Kebijakan Pintu Terbuka, serta Politik Etis
Rakyat
Jelata adalah mereka yang paling merasakan dampak negative dari berbagai
kebijakan Belnda, seperti monopoli perdagangan, pajak, tanam paksa kebijakan
pintu terbuka, dan politik etis.
Kebijakan
Tanam Paksa, menjadi penyebab terjadinya kelaparan hebat di Cirebon (Jawa
Barat) pada tahun 1843 dan di Jawa Tengah, seperti di daerah Grobongan, antara
tahun 1848 – 1850
Gambar 1.6